Wednesday, September 9, 2015

[2:286]

Ujian. 

Jangan terus bersedih meratapi dan mengenangkannya, tapi ambil langkah dan terus berjalan ke hadapan. Setiap yang berlaku, Allah sudah titipkan yang terbaik di dalam diari hidup kita.

Saat kita di timpakan ujian, menangis, kecewa, sedih dan pelbagai perasaan lagi akan muncul. Tambahan pula, terkadang ujian yang datang itu menghempap dengan 'ganas'. Ini pasti tercatat kemas di dalam kamus perjalanan hidup kita.

Tapi, apa yang boleh kita lakukan ialah, di saat ujian datang, jangan cepat melatah, apatah lagi mengambil keputusan drastik. 

Tetapi yakinlah, di saat Allah Taala memilih kita untuk di uji, Allah Taala mengetahui tahap kemampuan untuk menerima ujian tersebut sepertimana firman Allah Taala yang bermaksud ;

Allah tidak membebani seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya, ia mendapat pahala kebajikan yang diusahakannya dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang dilakukannya… 
( Al-Baqarah: 286)

Terkadang, di saat kita di timpa ujian, kita akan menyalahkan diri sendiri. Tidak cukup dengan itu, monolog hati juga seakan menyalahkan Tuhan. Akan tetapi, dalam keadaan tidak sedar, ujian yang Allah berikan kepada kita untuk mematang dan mengangkat darjat kita dengan lebih tinggi. Tetapi inilah yang seringkali kita lupakan. Tidak menyalahkan diri sendiri, sesiapa yang di timpa ujian pasti tidak dapat membuat akuan dalaman yang waras. Jiwa dan minda pasti kusut memikirkan apa yang terjadi.

Kenapa aku yang di uji?
mengapa aku ?
Aku tidak mampu, ujian ini berat.
Apa salah aku sehingga di uji begini ?

Saya yakin dan percaya, tiap kali di timpa ujian , pasti jua monolog hati dan persoalan ini akan muncul. Kita pasti serabut memikirkan persoalan-persoalan ini. Ya ! terkadang kita rasa kita masih belum bersedia untuk menerima ujian Allah Taala. Kita merasakan kita tidak kuat. Kita tidak mampu. Kita 'give-up'. Marah dan kecewa akan menguasai diri. Saat itu kita pasti rasakan hidup seperti tidak bertuhan. Semua benda menjadi kelam. Akal yang waras sudah tidak ketahuan. Jiwa yang tenang, sekarang terabai. Ahhhhhhhhh !

Hentikan !

Tarik nafas,
Relaks,
Jangan biarkan nafsu amarah menguasai 
Jangan beri peluang kepada syaitan untuk memasukkan jarum jahatnya.

Daripada kita terus memikirkan tentang ujian yang kita terima, lebih baik kita hentikan. Untuk menghilangkan tekanan di saat di timpa ujian, lebih baik kita ambil masa untuk bercakap dengan jiwa dan perasaan kita. Ataupun dalam bahasa yang mudah ialah muhasabah. Terkadang, dalam kita leka dengan kehidupan, kita tidak punyai waktu untuk berbicara dengan diri kita sendiri. Saat di timpa ujian, ini merupakan peluang yang terbaik untuk kita komunikasi kembali dengan jiwa dan perasaan kita. Ketukkan kembali hati-hati kita. Goncangkan semula jiwa-jiwa kita. Dan pohon lah bantuan daripada Allah Taala. Rintihlah sepuasnya kepada Allah. Dekatkanlah diri dengan Sang Pencipta.

Jangan malu !

Kita seringkali merasakan, 'aku pendosa ! Aku malu bertaubat. Aku malu bercakap dengan Allah. Banyak dosa yang telah aku lakukan.'

Tapi teman, Allah Taala itu Maha Pengampun. Rintihlah dengan sepenuh hati dan penyesalan. Yakinlah, Allah juga pasti memakbulkan doa-doa yang tulus daripada kita. Allah tidak pernah zalim terhadap kita. Allah tidak pernah lupa kepada diri kita. Saat Allah berikan ujian kepada kita, hakikatnya saat itu, Allah sedang merencanakan satu aturan yang terbaik buat kita. 

Kesat air itu !

Jangan bersedih. teruskan melangkah. Ambil ujian itu sebagai penguat diri kita. Jangan lemah kerana ujian yang satu. Allah menguji untuk menguatkan kita. Jangan biarkan air mata yang mengalir melemaskan jiwa-jiwa kita. Ambil langkah, dan terus mara ke depan. Kita mampu melakukannya. 

Allah tahu kita sakit.
Allah tahu kita merintih.
Allah tahu kita sedih.
Allah tahu kita merasa berat dengan ujian-Nya.
Akan tetapi , Allah juga tahu kita mampu mengharunginya.
Kerana, Allah tahu apa yang terbaik buat kita.
teruskan mengharungi badai ujian.
kerana di hujungkan, pasti kita akan menemui desiran yang mendamaikan.

-Via Akhi Sahrulnizam Mat Rashid
http://buff.ly/1Ut3PfR

No comments:

Post a Comment